Aku sering mendengar orang berkata “hidup berputar laksana roda”, tapi buatku hidup serasa tetap berjalan ditempat, selalu bergerak tapi tidak kian beranjak
Hidupku masih sama dengan hidupku yang dulu. Dengan kesumpekan yang sama walau orang yang berbeda. Kekurangan yang sama walau dengan tingkatan yang berbeda.
Hmmm…baru kutersadar, ternyata memang ada yang berbeda, meski dengan rasa yang sama.
Sering kudengar orang berkata “bersabarlah, karena ada masanya hidup harus dibawah untuk kemudian beranjak keatas”. Sulit rasanya menjadikan kata-kata itu sebagai penyemangat hidup jika yang seringkali terjadi adalah kebalikannya.
Ada yang seringkali bertanya bagaimana caraku bertahan pada setiap kenyataan hidupku, dan jawabanku selalu menjadi jawaban klise bahkan buatku sendiri.
Saat hari menjelang pagi, adalah saat kuhadirkan berbagai pertanyaanku pada Sang Empunya Hidup.
Apa yang harus kulakukan?
Sampai kapan harus kujalani hidupku sebagai penebusan dosa-dosa yang pernah kulakukan?
Benarkah semua yang terjadi adalah akibat perbuatan yang pernah aku lakukan?
Dan tentu saja tak kudengar jawabannya, tapi ketenangan luar biasa yang kudapat setelahnya kuanggap sebagai jawaban Sang Empunya Hidup atas setiap pertanyaanku.
Karena dalam ketenangan itulah segala sesakku mereda, segala kotor diotakku menjauh, dan setelahnya aku seperti dihadapkan pada luasnya dunia dengan aku sebagai titik kecil yang bahkan hanya terbias diantaranya.
Mungkin buatku, hidupku begitu menyesakkan, mungkin begitu juga hidup orang lain, tapi yang pasti dunia ini demikian luas dan kesempatanku merubah setiap titik dilangkahku selalu diberikan. Dan keputusan untuk itu ada pada diriku sendiri, bukan oranglain.
Masihkah aku bertanya, hidupku sama seperti yang dulu? Walau dengan sesak yang sama?