Today…July 31, 2015

Aku sering mendengar orang berkata “hidup berputar laksana roda”, tapi buatku hidup serasa tetap berjalan ditempat, selalu bergerak tapi tidak kian beranjak

Hidupku masih sama dengan hidupku yang dulu. Dengan kesumpekan yang sama walau orang yang berbeda. Kekurangan yang sama walau dengan tingkatan yang berbeda.

Hmmm…baru kutersadar, ternyata memang ada yang berbeda, meski dengan rasa yang sama.

Sering kudengar orang berkata “bersabarlah, karena ada masanya hidup harus dibawah untuk kemudian beranjak keatas”. Sulit rasanya menjadikan kata-kata itu sebagai penyemangat hidup jika yang seringkali terjadi adalah kebalikannya.

Ada yang seringkali bertanya bagaimana caraku bertahan pada setiap kenyataan hidupku, dan jawabanku selalu menjadi jawaban klise bahkan buatku sendiri.

Saat hari menjelang pagi, adalah saat kuhadirkan berbagai pertanyaanku pada Sang Empunya Hidup.
Apa yang harus kulakukan?
Sampai kapan harus kujalani hidupku sebagai penebusan dosa-dosa yang pernah kulakukan?
Benarkah semua yang terjadi adalah akibat perbuatan yang pernah aku lakukan?
Dan tentu saja tak kudengar jawabannya, tapi ketenangan luar biasa yang kudapat setelahnya kuanggap sebagai jawaban Sang Empunya Hidup atas setiap pertanyaanku.
Karena dalam ketenangan itulah segala sesakku mereda, segala kotor diotakku menjauh, dan setelahnya aku seperti dihadapkan pada luasnya dunia dengan aku sebagai titik kecil yang bahkan hanya terbias diantaranya.
Mungkin buatku, hidupku begitu menyesakkan, mungkin begitu juga hidup orang lain, tapi yang pasti dunia ini demikian luas dan kesempatanku merubah setiap titik dilangkahku selalu diberikan. Dan keputusan untuk itu ada pada diriku sendiri, bukan oranglain.

Masihkah aku bertanya, hidupku sama seperti yang dulu? Walau dengan sesak yang sama?

Nurani….

Bimbang seringkali hadir…
Terlebih saat kenyataan menghadapkan kita pada pilihan sulit…
Pilihan yang mengharuskan kita membandingkan antara kasih dan kewajiban…

Kucoba menutup mata dan telingaku…
Lalu kucari bias samar hati nurani yang kian terang disaat gelap menutup kelopak mata
Kuikuti bisik yang kian mengumandangkan rasa, karena aku yakin rasa yang terbias dalam nuraniku akan membantuku menimbang dengan bijak sisi baik setiap pilihanku

Kan kucari kebenaran disetiap kesalahan yang pernah kubuat
Karena…Benar ada setelah Salah