Bulir kristal yang beberapa saat lalu masih memenuhi kelopak mataku akhirnya jatuh jua
Perih mencubit mengalirkan semua sabarku menjadi amarah
Meruntuhkan dinding rapuh dihati dan kelopak mataku
Setelah semua tentangku telah kau rampas, kini hadirkupun tak kau anggap
Dalam perjalanan yang terasa makin sesak, ku abaikan setiap luka dan perihku, hanya buatmu
Hanya tentangmu yang kau perbolehkan hadir disetiap langkahku, bahkan disetiap mimpi sekalipun
Hanya kau
Hanya mimpimu
Hanya doamu
Hanya masa depanmu
Hanya jati dirimu
Hanya boleh tentangmu
Tanpa ada aku
Tanpa ada mimpiku
Tanpa ada doaku
Tanpa ada masa depanku
Tanpa ada jati diriku
Dan Tiada tentangku
Ada rasa dalam jiwaku
Ada jiwa dalam ragaku
Ada Harapan disetiap doaku
Dan ada masa depan dalam harapanku
Kini aku tak punya semua itu
Semua semakin memudar seiring punahnya asaku
Aku cuma punya waktu untuk hidup
Hanya sampai Dia memanggilku pulang
Dilebih setengah windu hidupku
Dan hanya panggilanNya yang kini aku tunggu
Aku lelah berlari
Aku sesak tertatih
Karena aku hanya mengejar hampa
Dan aku tak jua mendapat apa-apa
Asaku..Mimpiku…Doaku…
Semua harus kembali kutelan untuk kemudian kubuang
Hidup memang bukan untuk apa-apa, dan hidupkupun tak pernah menjadi apa-apa